YKGP - Hallo gaez, tiga kali secara beruntun tidak bisa melanjutkan balapan, ini bukan perkara biasa ini sudah harus dicermati secara mendalam, DNF di awali di Mugello yang mana merupakan salah satu sirkuit favoritnya, kemudian di Catalunya akibat insiden Lorenzo, kemudian di Assen, lengkap sudah penderiaat The Doctor. Ok di Catalunya boleh lah dikatakan Bad Day bagi Rossi, Dovi, dan Vinales, betapa tidak Bad Luck, lha wong dari 5 pembalap terdepan nyisa 1 kok, lupakan Catalunya, kita bahas 2 kali gagal finis dan posisi finisnya di 10 race pembuka kalender #MotoGP 2019 ini.
Mengawali race pembuka di Losail ia mampu finis di posisi 5, kemudian runner up dua kali di Rio Hondo Argentina dan Austin, kemudian posisi 6 di Jerez dan posisi 5 di Le-mans, Prancis, sebenarnya 5 seri pembuka ia masih punya kans untuk bertahan di 3 besar, namu petaka terjadi di 3 seri berikutnya, dan seri penutup paruh musim di Sachsenring hanya mampu menempati posisi 8.
Jika diamati di tim Yamaha, ada kecenderungan seperti ini gaez, jika Vinales cepat Quartararo ngintilin juga ikut cepat, begitupun sebaliknya, dan jika Rossi gemilang Morbidelli juga ikutan ngacir, Sepertinya yang saia tangkap development Vinales ditunjang oleh Quartararo, dan arah pengembangan Rossi erat kaitannya dengan Morbidelli, coba deh cek kira kira bener ndak?
Lanjut lagi ya, dengan 3 kali gagal finis Rossi ndak sebijipun mendapat poin, seandainya ia mampu finis di Mugello dan Assen, abaikan Catalunya, dan saia ambil rataan finis dari Morbidelli, jika boleh berandai-andai di Assen dan di Le-mans masing masing finis di posisi 6 dan 4 berarti total poin 23 maka rossi mendapatkan 93 poin, masih bertengger di posisi 5 klasemen, namun kenyataannya berbeda gaez, The Doctor kelihatan masih belum bisa memaksimalkan tunggangannya, yang jadi pertanyaan adalah, apa yang jadi penyebabnya? apakah Rossi sudah habis? apakah YZR-M1 kurang mumpuni? ataukah ada faktor lainnya?
Jika penyebabnya adalah Rossi sudah habis, saya rasa itu hipotesa yang belum tepat, lihat saja 5 seri awal, ia mampu membuktikan bahwa usia bukan jadi halangan, layaknya Maldini di Ac Milan dan Buffon di Juventus, lalu apakah Motornya yang bermasalah? bisa iya bisa tidak, bisa iya karena ia 3 kali ndlosor, bisa tidak karena keempat motor YZR-M1 menunjukkan peningkatan, Quartataro dan Morbidelli bisa bersaing dengan pembalap top lainnya, Rossi dan Vinales mampu 2 kali masuk podium.
Lalu apakah ada faktor lainya? Kita tengok dari staf mekanik dan tim, apakah disini faktor utamanya?hmmn,........
Di sektor ini memang Rossi bekerja sama dengan Silvano Galbusera, yang menggantikan Jeremy Burgess sebagai kepala mekaniknya pada awal musim 2014. nah yang menariknya lagi adalah pernyataan dari Carlo Pernat. "Pada saat ini, situasinya merupakan masalah bersama (maksudnya tim kali ya,..)dan Rossi harus berpikir keras dengan masalah ini dan harus segera mungkin memutuskan tindakan apa yang harus ambil untuk masa depan. Memang ini akan menjadi keputusan yang sangat sulit, tapi keputusan tetap harus segera diambil. Jiika tidak, maka Rossi tidak akan pernah kembali lagi ke performa seperti sebelumnya.”
Begonolah pernyataan dari Carlo Penat yang saia congkel dari GPOne, dan tak jarang juga loh hipotesa dari om ini jadi kenyataan, nah apakah Rossi harus mengganti kepala mekaniknya supaya performanya menanjak?
Arrivederci,...