YKGP - Hallo gaez, potensi motor Ducati untuk bisa bersaing dengan pabrikan raksasa Yamaha dan Honda diawali dengan rengkuhan gelar pertamanya oleh Casey Stoner setelah pindah dari Honda pada 2007, dan setelah itu nyaris hanya nangkring di 5 besar posisi akhir, ironisnya lagi setelah lepas dari Ducati dan berlabuh kembali ke Honda ia menjadi juara dunia lagi pada tahun pertamanya di tahun 2011, Stoner adalah penakluk pertama Desmosedici.
Kemudian pada 2014 Dovi hadir menggantikan Valentino Rossi yang gagal total selama dua musim di Ducati, ia bukanlah Stoner yang langsung bisa klop dengan Desmosedici, butuh 3 tahun untuk mengerti apa yang diinginkan oleh motornya, setelah 3 tahun barulah ia mulai paham dengan karakter motornya, ia nyaris menjadi juara dunia tahun 2017 menantang Marquez di gelaran pamungkas di Valencia, ia harus merelakan juara dunia disabet oleh Marc ketika ia tersungkur di race krusial ini. tak pelak nickname nya berubah menjadi DesmoDovi karena mampu menjinakkan kuda besi dari Ducati itu.
Seri 2018 masih seperti musim lalu sempat terseok di paruh perama ia kembali menjadi menantang terkuat dari petahanan Marc setelah bangkit di paruh musim kedua namun lagi lagi ia tidak dapat mempertahankan konsistensinya di saat saat krual dan ia lagi lagi tersungkur di motegi dan lagi juga merelakan juara dunia dengan erat digemgam oleh Marc Marquez. namun ia merasaka bahwa tahun ini lebih kompetitif daripada tahun sebelumnya gaez.
Ducati bisa dikatakan telat panas, baru di paruh musim kedualah ducati beringas dengan duet Dovi-Lorenzo, faktor kompetitifnya Ducati tak lepas pula dari peran Lorenzo, ia sempat di sorot bahwa masanya sudah habis namun ia membuktikan bahwa hanya dalam rentan satu setengah musim ia bisa menjinakkan Desmodovi, potensi yang luar biasa yng dimiliki Lorenzo, satu kemenangan tambahan di Austria, dan tiga pole position. Finis kedua di Brno, lalu ketiga di Austria, bertarung dengan Marc Marquez.
Duet ciamik dari dua rider Ducati ini menebar ancaman bagi Marc, dan sangat disayangkan bahwa keberuntukngan masih enggan berpihak pada Ducati,Lorenzo mengalami kecelakan parah di Aragon dan harus menepi selama sisa seri selanjutnya, walaupun ia bisa mengikuti di seri sisa namun ia haya sebagai penggembira saja, dikarenakan cideranya belum sembuh total, praktis Ducati mengejar Honda dengan berlari satu pijakan kaki.
Nah kesimpulan yang bisa saia ambil adalah Ducati bisa tampil sangat kompetitif dan bisa mengungguli Yamaha sebagai penantang perebutan gelar juara adalah dari faktor rodernya yang sudah mulai seirama dengan motor tunggangannya, walaupun dikatakan telat panas karena baru paruh kedua bisa menebar ancaman yang nyata, kemudian dari segi pengembangan motor dengan kehadiran Lorenzo ducati menyentuh area yang mungkin belum tersentuh oleh mereka, seperti modifikasi tangki bahan bakar, dibarengi dengan beberapa update kecil dari Borgo Panigale memberi Lorenzo kemenangan beruntun di Mugello dan Catalunya.
Yang jadi catatan penting adalah, telatnya respon dari keluhan ridernya untuk langsung di analisa oleh Ducati, bayangkan jika ini sudah terjadi pada awal awal seri, tak ayal The Baby Alien akan bersusah payah menahan gempuran sengit dari duet Ducati ini,...
Danke,...
0 komentar