02 January 2019

Zarco Ingin Taklukkan KTM RC16,Layaknya Lorenzo Jinakkan Ducati Desmosedici,Mampukah?


YKGP - Hallo gaez, pada 2 sesi tes pramusim yang seacara resmi di gelar oleh Dorna di Valencia dan Jerez,Spanyol kemarin, performa Zarco memang belum menyakinkan, terlihat ia begitu kesulitan untuk beradaptasi dengan motor barunya itu, cacatan waktunya pun masih kurang memuaskan, malahan kalah telak oleh Nakagami yang berhasil menjadi yang tercepat di hari kedua test Jerez.

Namun begitu ia bertekad untuk sesegera mungkin memahami karakter paket motor anyarnya itu, dengan berbekal hasil 2 kali crash di test Valencia dan menghuni time-sheet jajaran bawah adalah bukan suatu hal yang lumrah bagi Zarco dan mungkin adalah unacceptable result. Ia harus segera memperbaiki itu di test berikutnya, ia harus benyak belajar atau setidaknya mengikuti cara seseorang yang bisa beadaptasi dengan cepat ketika beralih ke garasi sebelah? siapakah itu? tentunya harus banyak belajar dari Lorenzo.


Mengapa harus belajar dari Lorenzo? ya Lorenzo gaez, ada kolerasi yang saia coba akan jabarkan disini, Lorenzo adalah sosok yang saat ini menurut saia adalah orang yang paling sukses beradaptasi dengan tim anyarnya semenjak hengkang dari Yamaha, ia hanya butuh  satu setengah tahun untuk dapat menjinakkan Desmosedici, ketika itu sama kasusnya dengan Valentino Rossi yang mencoba menaklukkan Desmosedici, namun ia harus menyerah selama 2 tahun tidak mampu menjinakkan GP11/GP12 dan kembali lagi ke Yamaha di tahun 2013

Kemudian adalah Dovi baru mampu selaras dengan tunggangannya dengan beradaptasi selama 3 tahun, Lorenzo hanya butuh satu setengah tahun untuk mampu seirama dengan Desmosedici, oleh karena itu Lorenzo lah yang setidaknya bisa dijadikan referensi jika ingin segera bisa menunggangi GP19 sesuai dengan keinginannya. Kemudian adalah Lorenzo juga bisa dengan cepat beradaptasi dari karakter mesin In-Line4 ke V4 sama juga dengan Zarco, yang membedakan adalah jika lorenzo dari Inline4-Pneumatic ke V4-Desmodromic lain halnya dengan Zarco yang dari Inline4-Pneumatic lari ke V4-Pneumatic. tentunya karakter mesinya akan beda gaez.


Kemudian pasca Lorenzo berhasil menjinakkan GP18 tak serta merta menjadi motor Desmosedici yang rasa YZR-M1 yang lebih kalem dan smooth, Ducati tidak kehilangan jati diri dan DNA sebagai motor yang beringas dan sulit dikendalikan, penyakit GP18 yang sulit diajak belok tidak bisa di sembuhkan oleh Lorenzo, Namun pinternya Lorenzo adalah ia bisa mengenal karakter motornya ini dan ia tidak merubah motornya sesuai dengan riding style dirinya, tapi sebaliknya ialah yang menyesuaikan dengan motornya, dengan ubahan kecil di tankpad dan ubahan sedikit di sektor set-up motornya. Inilah yang membedakan kegegalan Rossi 2011 silam, Rossi ingin karakter motornya yang mengikuti riding style miliknya, bukan sebaliknya.


Terbukti dengan hattrick podiumnya ketika memasuki paruh kedua musim 2018 lalu, ia begitu beringas ketika bertarung dengan Marc, riding style berubah tidak seperti layaknya ketika masih mengunggangi M1 dari yamaha begitu kalem bin smooth ketika overtake. Nah inilah poin penting yang hatus di adaptasi oleh Zarco dari seorang Lorenzo, Kenali dulu motornya, geber sampai semaksimal mungkin sampai ketahuan batasan motornya itu sampai mana.

Dan ketika sudah ketemu barulah mulai beradaptasi mulai dari sektor sektor yang mungkin terabaikan, walaupun kecil dampaknya akan sangat luar biasa, contoh nyatanya adalah tankpad Lorenzo yang mengalami beberapa kali update sebelum desain yang seperti sekarang ini.


Nah begitulah penjabaran dari saia, kalian boleh tidak sependapat dengan saia,....

Arrivederci,...
Load disqus comments

0 komentar