“Kami bersyukur bahwa uji penembakan dinilai oleh pihak Dislitbang TNI AD berhasil dengan baik. Proses sertifikasi ini untuk memastikan performa panser buatan anak-anak bangsa apakah sudah sesuai dengan Ketentuan Standardisasi Umum (KSU) TNI AD,” ujar Direktur Utama Pindad, Silmy Karim dalam siaran persnya, Senin (14/12).
Silmy menjelaskan, Panser Badak menjalani uji tembak dengan menggunakan 19 munisi dengan besar amunisi kaliber 90 mm. Panser buatan anak-anak bangsa di Pindad ini melakukan serangkaian materi uji.
Pengujian pertama 'Zeroing', yaitu proses penentuan arah senjata untuk masuk ke titik tengah sasaran, dengan menggunakan 10 butir munisi.
Selanjutnya, penembakan arah jam 12 dimana turret dan kendaraan mengarah ke arah target, dengan menggunakan 5 butir munisi. Lalu uji selanjutnya, penembakan arah jam 6, dimana turret mengarah ke arah target dan badan kendaraan berbalik 180 derajat, dengan menggunakan 2 butir munisi, dan penembakan arah jam 3.
“Semua penembakan mengenai target sasaran berukuran 4x4 m dengan jarak kurang lebih 1 km dan kondisi kendaraan yang stabil dan terkendali saat dilakukan penembakan," ungkap Silmy.
Panser Cannon 90 mm diberi nama ‘Badak’ oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla dalam perhelatan Indo Defence 2014 lalu. Ini merupakan kendaraan tempur yang dirancang sebagai program lanjutan pengembangan varian Panser Anoa, sekaligus menjembatani kebutuhan fungsi penggempuran TNI AD di lapangan.
Badak dimodifikasi dengan mesin diesel 6 silinder berkekuatan 340 tenaga kuda, monocoque body yang bisa menahan tembakan amunisi hingga 12,7 mm, dan penggunaan teknologi double wishbone independent suspension untuk menjaga kestabilan kendaraan saat menembakkan kanon 90 mm-nya.(chi/jpnn)
0 komentar