YKGP - Hallo gaez, jika khalayak concern dengan ajang MotoGP tentunya mengetahui bahwa betapa struggle nya yamaha 2 tahun belakangan ini,terlepas dari drama-drama yang terjadi kepada pembalapnya terlihat jelas bahwa Yamaha sedikit lebih inferior dari Ducati yang notabene adalah pabrikan yang baru masuk ke kancah MotoGP pada 2003 lalu di era regulasi yang mengharuskan semua memakai mesin 4 tak. Memang sejatinya Ducati adalah pemain lama di ajang bergengsi ini semenjak tahun 1960an.
Sayangnyai awal 1970-an regulasi mengalami perubahan dengan mesin dua tak 500cc, Ducati lantas mengundurkan diri dari ajang MotoGP. Dengan filosofi yang kuat dari Ducati, mereka lantas menunggu dan memilih tidak berpartisipasi sampai waktu dimana adanya perubahanyang memungkinkan untuk ikut serta lagi di MotoGP dengan tidak mengorbankan filosofi dari Ducati. Gayung bersambut di 2003 lah regulasi berubah seperti tuisan diatas, tim baru dengan muka lama.
Berbeda dengan Yamaha yang tidak pernah absen di ajang bergengsi ini, 2 tahun belakangan ini memang mengalami kemunduran dari segi teknikal dan elektronik, terbukti dengan butuh 25 race untuk menutup puasa podium, yang dimenangkan oleh VInales di seri MotoGP Philip Island 2018. ini menciptakan jarak yang jauh dari Honda dan Ducati untuk urusan riset motor mereka, dan Lin Jarvis secara blak blakan ini adalah buntut kesalahan dari Yamaha ddala arah pengembangan mesin sejak 2016 lalu.
Di tahun 2016 kemarin adalah kepindahan Vinales dari Suzuki ke Yamaha, dari GSX-RR kemudian menunggangi YZR-M1, kemudian yamaha menentukan spek mesin 2016 lalu di seal alias disegel dan tidak boleh lagi ada pengembahngan mesin selama musim berjalan, kemungkinan Yamaha menginginkan spek mesin ini bisa mengakomodir keperluan dari karakter Vinales dan Rossi, karena menurut regulasi jeroan mesin kedua pembalap harus identik berbeda dengan masa silam yang spek mesin antar pembalap diperbolehkan tidak kembar.
Nah dari sinilah awal kesalahan itu mulai gaez menurut Lin Jarvis, secara detail kesalahan Yamaha M1 hadir beberapa hari setelah race Finale Valencia 2016 berakhir, persis tulisan saya diatas, menurut Lin Jarvis saat itu Yamaha tidak mengerti apa sebenarnya permasalahan yang dihadapinya, apakah melakukan motor yang salah dan akibatnya harus dibawa sampai 2017 dan 2018 dimana yamaha M1 mengalami masalah kompliaksi antara mesin, permasalahan elektronik yang akut (regulasi dimana ECU seragam dari Magneti Merelli) dan sangat sulin menjaga degradasi ban belakang yang parah sehingga tidak bisa kompetitif saat full race yang notabene menis sudah di segel gaez.
Dengan seiringnya waktu kemudian Lin Jarvis mengatakan bahwa akhirnnya Yamaha mengerti dengan jelas mengenai apa yang harus mereka lakukan sejak pertengahan musim 2018, ketika paruh musim pertama berakhir, apakah kemungkinan ini memang jeroan mesin yang bermasalah, kabar yang berhembus mengercut pada kesalahan pemilihan crankshaft yang terlalu ringan? bukankah kedua pembalap baik Rossi dan Vinales sering mengeluhkan masalah elektronik?
Kenapa tidak diperbaiki?kan sedikitnya sudah tahu akar masalahnya? perlu saia ingatkan kembali gaez bahwa Yamaha adalah tim yang sudah memenuhi poin konsesi (full concession) jadi tidak diperkenankan melakukan perombakan jeroan mesin ketika pemilihan mesin sudah di segel menjelang musim bergulir, ya terpaksa harus menunggu musim berakhir baru dibenahi lagi.
Oke gaez, mudah mudahan mendapatkan pencerahan dari tulisan ini, dan semoga tahun depan lebih menarik lagi MotoGP ini,..
Arrivederci,...
0 komentar