05 January 2016

Badan Sixpack dan Macho Tak Menjamin Wanita Terpuaskan


Punya suami berbadan kekar dan gagah bukan jaminan akan bisa memuaskan istri lahir apalagi batin. Lihat saja pengalaman Karin, 33 ini. Meski bodi suaminya tampak sempurna dengan badan tinggi besar, kekar, sixpack bahkan berbulu dan brewokan, namun ternyata “senjata” Donjuan tak semacho tubuh luarnya.

Sejak masih duduk di bangku sekolah, Karin, 33, memang begitu tergila-gila dengan sosok Chuck Norris. Aktor macho brewokan asal Amerika itu begitu membuatnya kelimpungan.

Tubuh besar, dada bidang dan akting laganya yang memukau membuat Karin terpesona dengan aktor yang dikenalnya kali pertama lewat film Missing in Action dari CD bajakan milik ayahnya itu.

Karena itu, Karin pun mematok kriteria pria idaman menurut versinya adalah yang gagah, kekar dan bertampang tampan. Itu semua agar pantas dipamerkan ke orang tua, teman dan tetangganya.

Setelah lama mencari, bertemulah dia dengan Donjuan, 37, yang tak lain adalah tutor bimbingan belajarnya sendiri.

"Namanya juga anak muda, di-pdkt-in sama laki-laki yang ganteng dan berbodi keren gitu nggak nolak. Akhirnya, kami memutuskan untuk menikah begitu lulus kuliah," tutur Karin yang mewarisi bisnis perhiasan keluarganya di kawasan Rungkut.

Memang tak ada yang salah dengan Donjuan di tahun pertama pernikahannya. Donjuan bahkan mampu membuktikan keperkasaanya dengan membuat Karin hamil hanya di tiga bulan usia perkawinan mereka.

Tapi sayang, bayi mereka tak pernah lahir ke dunia karena Karin mengalami lemah kandungan hingga keguguran di usia kehamilan yang baru berjalan sebulan. Tapi tak mau menyerah, mereka terus berusaha agar bisa punya momongan lagi. Baik Donjuan maupun Karin aktif mengonsumsi makanan dan minuman bergizi sesuai saran dokter.

"Tapi sejak saya keguguran, ada yang aneh dari Donjuan. Dia jadi sering lemas duluan. Belum apa-apa sudah minta offside, keluar duluan. Padahal setelah itu, “adiknya” sulit dibangunkan lagi. Lha kalau begitu terus, kapan aku bisa hamil lagi," ungkap Karin.

Meski sudah beberapa kali berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk mengobati kelemahan Donjuan, menurut Karin, tak kunjung ada perubahan. Donjuan masih cepat keluar duluan.

Meski pihak dokter mengatakan kondisi itu masih memungkinkan untuk terjadi pembuahan, namun tetap saja tidak memuaskan Karin. Sebab, sering kali ejakulasi dini yang diderita Donjuan membuatnya sebal hingga ujung-ujungnya tidak lagi bergairah untuk bercinta.

"Saya sampai bikin komitmen sendiri, kalau setelah berobat ke sana-sini dia masih tidak ada perubahan lebih baik kita selesai. Ternyata, memang nggak ada perubahan. Padahal, orang tua menuntut aku agar segera punya anak. Aku ini anak tunggal dan Papa butuh penerus perusahaannya," tukas Karin.


Setelah memastikan kondisi Donjuan tidak bisa diperbaiki, Karin pun memilih mempercepat perceraiannya dengan Donjuan. Apalagi orang tuanya juga setuju, bahkan sudah mencarikan calon yang pas untuk pengganti Donjuan bagi Karin. Proses perceraian Karin dari Donjuan kini sedang diproses di Pengadilan Agama (PA) Surabaya.(jpnn)
Load disqus comments

0 komentar