15 July 2019

Peforma Valentino Rossi Jeblok,Sebenarnya Apa Yang Terjadi???


YKGP - Hallo gaez, tiga kali secara beruntun tidak bisa melanjutkan balapan, ini bukan perkara biasa ini sudah harus dicermati secara mendalam, DNF di awali di Mugello yang mana merupakan salah satu sirkuit favoritnya, kemudian di Catalunya akibat insiden Lorenzo, kemudian di Assen, lengkap sudah penderiaat The Doctor. Ok di Catalunya boleh lah dikatakan Bad Day bagi Rossi, Dovi, dan Vinales, betapa tidak Bad Luck, lha wong dari 5 pembalap terdepan nyisa 1 kok, lupakan Catalunya, kita bahas 2 kali gagal finis dan posisi finisnya di 10 race pembuka kalender #MotoGP 2019 ini.

Mengawali race pembuka di Losail ia mampu finis di posisi 5, kemudian runner up dua kali di Rio Hondo Argentina dan Austin, kemudian posisi 6 di Jerez dan posisi 5 di Le-mans, Prancis, sebenarnya 5 seri pembuka ia masih punya kans untuk bertahan di 3 besar, namu petaka terjadi di 3 seri berikutnya, dan seri penutup paruh musim di Sachsenring hanya mampu menempati posisi 8.


Jika diamati di tim Yamaha, ada kecenderungan seperti ini gaez, jika Vinales cepat Quartararo ngintilin juga ikut cepat, begitupun sebaliknya, dan jika Rossi gemilang Morbidelli juga ikutan ngacir, Sepertinya yang saia tangkap development Vinales ditunjang oleh Quartararo, dan arah pengembangan Rossi erat kaitannya dengan Morbidelli, coba deh cek kira kira bener ndak?

Lanjut lagi ya, dengan 3 kali gagal finis Rossi ndak sebijipun mendapat poin, seandainya ia mampu finis di Mugello dan Assen, abaikan Catalunya, dan saia ambil rataan finis dari Morbidelli, jika boleh berandai-andai di Assen dan di Le-mans masing masing finis di posisi 6 dan 4 berarti total poin 23 maka rossi mendapatkan 93 poin, masih bertengger di posisi 5 klasemen, namun kenyataannya berbeda gaez, The Doctor kelihatan masih belum bisa memaksimalkan tunggangannya, yang jadi pertanyaan adalah, apa yang jadi penyebabnya? apakah Rossi sudah habis? apakah YZR-M1 kurang mumpuni? ataukah ada faktor lainnya?


Jika penyebabnya adalah Rossi sudah habis, saya rasa itu hipotesa yang belum tepat, lihat saja 5 seri awal, ia mampu membuktikan bahwa usia bukan jadi halangan, layaknya Maldini di Ac Milan dan Buffon di Juventus, lalu apakah Motornya yang bermasalah? bisa iya bisa tidak, bisa iya karena ia 3 kali ndlosor, bisa tidak karena keempat motor YZR-M1 menunjukkan peningkatan, Quartataro dan Morbidelli bisa bersaing dengan pembalap top lainnya, Rossi dan Vinales mampu 2 kali masuk podium.

Lalu apakah ada faktor lainya? Kita tengok dari staf mekanik dan tim, apakah disini faktor utamanya?hmmn,........

Di sektor ini memang Rossi bekerja sama dengan Silvano Galbusera, yang menggantikan Jeremy Burgess sebagai kepala mekaniknya pada awal musim 2014. nah yang menariknya lagi adalah pernyataan dari Carlo Pernat. "Pada saat ini, situasinya merupakan masalah bersama (maksudnya tim kali ya,..)dan Rossi harus berpikir keras dengan masalah ini dan harus segera mungkin memutuskan tindakan apa yang harus ambil untuk masa depan. Memang ini akan menjadi keputusan yang sangat sulit, tapi keputusan tetap harus segera diambil. Jiika tidak, maka Rossi tidak akan pernah kembali lagi ke performa seperti sebelumnya.


Begonolah pernyataan dari Carlo Penat yang saia congkel dari GPOne, dan tak jarang juga loh hipotesa dari om ini jadi kenyataan, nah apakah Rossi harus mengganti kepala mekaniknya supaya performanya menanjak?


Arrivederci,...
Read more

Marc Marquez Kini Waspadai Yamaha,Mengingat Grafik Vinales Dan Quartararo Meningkat!!!


YKGP - Hallo Gaez, Peta persaingan di klasemen #MotoGP semakin mengerucut. Kans bagi The Baby Alien untuk kembali merengkuh juara dunia semakin melangit, pasalnya adalah gap dari Dovizioso terpaut 2 race atau tepatnya di 57 poin, Marquez masih unggul 2 race, namun untuk posisi 2 dan seterusnya gap masih terpaut tipis tipis, jadi memang menarik untuk di lihat kedepannya, masih sangat mungkin terjadi kejutan-kejutan.

Peta pertarungan juara dunia berubah lantaran insiden race Catalunya, ketika Jorge Lorenzo mencium buritan Desmosedici GP19 bernomor 04 milik Dovi, tak hanya berdampak kepada Dovi saja namun duo Yamaha Valentino Rossi dan Maveric Vinales juga terseret dalam insiden itu, ketika klasemen masih terpaut tipis tipis untuk kans juara dunia kala itu.

Kemudian satelah insiden Catalunya, Dovi seakan tidak bisa membendung kecepatan Marc, di dua seri terekahir ia tak mampu masuk podium, harus puas di posisi 4 dan 5, semakin memperlebar jarak dengan pemuncak klasemen, ada secercah harapan perlawanan dari Suzuki Ecstar dengan pembalapnya Alex Rins dengan mampu konsisten dengan 2 kali masuk podium dan tak terlewatkan masuk 5 besar, hanya sekal terlempar ke posisi 10 di Le-mans Perancis, namun sayangnya ia gagal finis di 2 seri terakhir.


Lebih parah lagi bagi Valentino Rossi ia malah ndak bisa finis 3 kali beruntun di race Mugello, Catalunya karena insiden X-Fuera dan terakhir di Assen Belanda, seri penutup paruh musim di Sachsenring hanya mampu finis di posisi 8, dan kemudian The Doctor kelihatan sangat susah untuk move-on, masihterlihat  struggle untuk meramu racikan yang pas bagi YZr-M1 untuk bisa kompetitif selama race. what happen? nanti kita bahas deh di artikel selanjutnya....

Namun kewaspaadan Marc tertuju pada duo Yamaha beda kasta, yaitu The Top Gun dari Moster Energi Yamaha, dan tim satelit Sic Petronas Yamaha dengan rider #EL-Diablo, walaupun kans untuk mengejar juara dunia praktis tertutup bagi keduanya, namun Marc berpendapat lain, memang sudah tidak ada kesempatan untuk mereka berdua untuk ikut nimbrung untuk perebutan juara dunia, namun mereka berdua bisa menjadi batu sandungan untuk memaksimalkan perolehan poin.


Pasalnya mereka bedua terus menunjukkan grafik meningkat, Quartararo mampu pole position 2 kali beruntun, kecepatan dari El-Diablo tak diragukan lagi, namun dengan motor yang seadanya dengan fakta tersebut, Quartararo bisa dibilang pembalap luar biasa, tak heran jika Quartararo menjadi ancaman bagi Marc.

Vinales lebih mengerikan lagi, terlihat biasa biasa saja di awal musim bahkan sama seperti The Doctor, ia juga 3 kali tak bisa menyelesaikan balap, di awal seri hanya mampu finis di posisi 7 dan 11 , namun di Jerez ia mampu masuk podium, gagal finis di Le-mans, mengisi posisi 6 di Mugello dan pasca insiden Catalunya ia sanggup podium 1 di Assen dan runner-up di Sachsenring, bukan tak mungkin jika Vinales mampu ngecokin Marc Marquez dan bisa saja mencuri poin.


Tak heran jika Marc mewaspadai pergerakan mereka berdua, belum lagi ancaman nyata dari Dovi dan Petrucci, namun Marquez masih di untungkan dengan keunngulan 2 race dari Dovi, walaupun begitu race masih menyisakan 10 seri lagi, apapun bisa terjadi, ban itu bulet, everything can be happen, so let's see next race,...

Danke,...
Read more

14 July 2019

Marquez Nikung Dengan Sudut Kemiringan 66°,Keharusan Bukan Kemauan!!!


YKGP - Hallo Gaez, Artikel sebelumnya saai sudah membahas tentang dominasi dari seorang Marc di Sashsenring, sudah tidak terbantahkan bagaimana kesuperiorannya di sini, bagaimana tidak lha wong selama balap ia sama sekali tak tersentuh kok sampai garis akhir, suka ndak suka memang seperti itu kenyataannya. Saya rasa jika menilai secara objektif berdasarkan empirik dari data sudah tak terbahtahkan.

Namun memang tidak mudah untuk bisa menyandang sebagai #sachsenking dengan 10 kemenangan beruntun ini, butuh kerja keras dan determinasi yang tinggi. Salah satunya adalah ia mem-push RC213V sampai limit, ia merebahkan motornya hingga titik kritis kemingan 66°, itu bukan perkara mudah, butuh kestabilan dan skill yang mumpuni untuk bisa push sedemikian tipisnya dengan aspal, kesalahan dikit saja bisa ndlosor karena kehilangan grip ke aspal.


Memang jika di perhatikan selama paruh musim ini ia jika menyaksian siaran langsungnya di tv (mudah-mudahan kesampaian bisa nonton langsung,amiin,...) acapkali Marquez nikung sedikit agak rebah, dan jika di amati juga ketika berlangsung seri Free Practice, beberapa kali ia mengalami crash, mungkin ia mencoba untuk menekan motornya untuk mendapatkan feel yang bagus buat nikung rebah.

Buntutnya ia sukses nikung di T3 Sachsenring dengan sudut kemiringan 66°, dengan modal itu ia mampu mendominasi di Jerman, namun Marc Marquez sendiri mengakui bahwa nikung seperti sebenarnya bukan karena ia menyukainya, bukan karena riding style Marc seperti itu, melainkan karena itu merupakan  kebutuhan, yups menikung rebah sampai sudut kritis itu kebutuhan, karena memang RC213V susah di ajak nikung, resep satu-satunya ya nikung sampai derajat kemiringan lebih dari batas normal.


Untuk memahaminya yuck kita bahas sudut kemiringan dari masing-masing motor, prediksi untuk limit nikung rebah jika menggunakan scooter adalah 40°, kemuidan street bike di perkirakan bisa di push sampai 50°, lalu SBK diperkirakan bisa rebah 61°, MotoGP awalnya hanya diperkirakan bisa dipush sampai limit di 64°, namun Marc bisa menekan sampai 66°. Mantap djaya kan, menarik untuk gali lagi nih, saya rasa Marc crash di Austin kemarin gegara fill buat rebah belum dapet kali ya,who know it,..

Arrivederci,...
Read more

10 July 2019

Sama-Sama Ndlosor Di Sachsenring,Quartararoo Dan Alex Rins Ungkap Penyebabnya


YKGP - Hallo Gaez, ini adalah kali kedua Rins gagal finis untuk bersaing memperebutkan titel juara dunia, dengan gagal finis ini, jarak poin dengan pemundak klasemen semakin menganga lebar, ia tertinggal 84 poin, Marc unggul 3 balapan dari Rins, walaupun the Baby Alien gagal finis 3 seri balapan ia masih unggul jauh darinya.

Inilah yang membuatnya sangat kesal tidak mampu finis di Sachsenring kemarin, ia harus berjuang keras untuk mengejar ketertinggalannya, namun begitu untuk urusan gelar juara dunia praktis sudah tidak mungkin untuk di kejarnya walaupun masih menyisakan 10 race lagi, yang paling rasional adalah perebutan posisi runner up dengan Dovi yang hanya terpaut 26 poin, ya ini adalah harapan yang realistis baginya.


Kemudian ia ungkapkan kekecewaanya dengan membeberkan kesalahan kecil yang ia buat, ia memang memiliki kecebatan yang bagus, beberapa kali ia mampu memperpendek gap dari Marc Marquez, namun ia malah ndlosor di turn 11, karena ia salah memperhitungkan kecepatannya saat menikung, sangat memalukan baginya tidak bisa finis untuk kedua kalinya berturut-turut. Seaindainyapun ia tidak jatuh, saya rasa akan sangat sulit untuk mengejar Marc di depan yang begitu superior di Sachsenring ini.

Jika Alex Rins sangat kecewa dengan kegagalannya untuk menyelesaikan belapan, berbeda lagi dengan pembalap SIC Petronas bernomor 20 ini, ya Quartararo mengungkapkan bahwa hasil balapan di Jerman ini tidak terlalu mengecewakan dan juga tidak terlalu baik baginya walaupun ia tersungkur pada saat race baru berjalan 2 lap.


Start dari posisi grid kedua itu merupakan modal bagus baginya, namun ketika lampu strat di padamkan ia mulai mbetot throttle dalem dalem, gigi satu bagus beralih ke gigi dua juga bagus namun saat mau berganti ke gigi ketiga ia mengalami problem sehingga saat memasuki turn 1 ia mengerem terlalu cepat sehingga kontak dengan Jack Miller, sehingga ia turun ke posisi 7.

Lap berikutnya ia  mencoba untuk memperbaiki posisinya, namun ia menuturkan bahwa ia ragu-ragu ketika ada kesempatan untuk overtake petrucci, ia ragu untuk mengambil keputusan antara overtake dan tidak, sehingga keraguan tersebut harus dibayar dengan mahal bagi El-Diablo, sayangnya keputusan yang ia ambil adalah overtake di kesempatan ini, ia melaju terlalu kencang dan membuat sudut terlalu miring, dan otomatis ban depan kehilangan grip akhirnya ia harus melantai di gravel.


Dengan ndlosor di Sachsenring ini ia mengmbil pembelajaran bahwa suatu keputusan diambil jangan da keraguan, intinya harus saklek, kalau mau overtake ya langsung ambil langkah itu, jika ragu yo jangan diamnil, main aman saja, dan seandainya ia tidak jatuh ia sangat percaya diri mampu merepotkan Marc di depan, dan jikalaupun tidak bisa membendung dominasi the Baby Alien, ia optimis mampu bersaing dengan Vinales,Rins dan beberapa pembalap top lainnya,..

Danke,...
Read more

King Of Sachsenring,Marquez Bukukan Kemenangan Ke 10 Di Jerman


YKGP - Hallo gaez, Dominasi Marquez di Sachsenring memang tak terbantahkan, ia menasbihkan dirinya memenangi balapnya di sirkuit ini sejak 2010, jika di ibaratkan kucing yang menandai dominasi terirotinya dengan mengencingin setiap sudut wilayahnya, sama juga Marc menandai teritorinya di sini dengan mengubah gaya balapnya, khususnya di turn 3, ia mengekplorasi RC213V sampai bats limitnya, nanti kita bahas di artiket terpisah ya gaez, tunggu saja.


Balik ke balapan Sachsenring, dominasi Marc memang sudah kentara sejak di Free Practice sampai dengan sesi Qualifikasi, bahkan pertanda itu diperjelas dengan ia memecahkan laptime atas namanya sendiri, bahkan langsung 2 kali, ngeri nggak tuh. Kemudian berlanjut ke Race Day of MotoGP Sachsenring,Jerman 2019. Lampu start dipadamkan ia langsung melesat memimpin perlombaan, walaupun ia sempat kesulitan kearena mengalami gejala wheelie saat start, namun bukan Mars jika ia tidak bisa mengendalikannya.

Dengan start yang bisa dikatakan tidak mulus,namun the Baby Alien mampu memaksimalkankanya, namun bukan tanpa tekanan, ancaman datang dari Vinalez yang nempel terus di belakangnya, nyaris overtake namun masih belum bisa untuk merebut posisi puncak, belum genap satu putaran Quartararo malah ndlosor di turn 3, selang beberapa lap pimpinan balap masih belum tergoyahkan, Vinales bahkan harus mengakui keunggulan GSX-RR besutan Rins dari tim Suzuki Ecstar yang mampu mengasapi YZR-M1 miliknya.


Memasuki setengah balapan dari 30 lap yang di pertandingkan pucuk pimpinan masih tak tergoyahkan, gap semakin menganga di 3 detikan dari Rins yang mengekor di belakangnya, kemudian di posisi  ketiga Vinales mendapat ancaman serius dari Crutchlow yang nempel terus persis di belakangnya, petaka terjadi ketika masuk lap ke 19, Rins mengaspal di turn 11 mencium gravel sehingga tidak mampu untuk melanjutkan balapan, ini kali kedua Rins tidak bisa finis setelah sebelumnya di Assen juga ia ndlosor.

Vinales mampu untuk memperpendek gap namun sudah terlalu telat untuk menekan, ia fokus mempertahannkan posisi kedua dari ancaman Cal Crutchlow, menyisakan 2 lap marc sudah tidak terbendung, Aleix Espargaro ndlosor juga di lap ini dan juga Zarco yang juga sudah ndlosor di lap ke 16.

Dan dominasi Marc untuk mengamankan teritori kekuasaanya di Sachsenring akhirnya tercapai ketika bendera finis berkibar disusul Vinales kedua yang mendapat hibah dari ndlosornya Rins, kemudian podium diamankan oleh Cal Crutchlow dari LCR Honda. Jika di Assen pengisi podium ibarat roti Sandwich Yamaha-Honda-Yamaha, pun demikian di Sachsenring ini layaknya balas dendam roti Sandwich juga Honda-Yamaha-Honda. 

Danke,...
Read more

06 July 2019

Qualifikasi MotoGP Sachsenring,Marquez Pole Diikuti Quartararo dan Vinales


YKGP - Hallo Gaez, Marquez menggila di sirkuit ini, memang ia memiliki rekor impresif di sirkuit yang mempunyai 14 tikungan ini, belum lagi memang Sachsenring memang salah satu sirkuit yang ia sukai,kenapa? karena data dan fakta membuktikan bahwa jika ia membalap di sirkuit yanmg berorientasi CounterClockWise ia sangat kuat, belum lagi fakta bahwa semenjak ia berkiprak di Moto3 The Baby Alien selalu keluar jadi juaranya.

Di FP1 pada jumat kemarin ia hanya mampu berada pada posisi kedua di pecundangi oleh quartararo yang menempati puncak, namun pada FP2 dan FP3 marquez membalas dengan sapu bersih di kedua sesi tersebut, dan bahkan saat masuk Q2 pun ia malah makin parah, sebelumnya Laptime Rekor 1:20'270 atas namanya sendiri belum terpecahkan.


Awal sesi kengerian Marc sudah mulai mengancam dengan 1:20'575, ancaman bagi dirinya sendiri ini ya, ancaman nyata terjadi di menit ke 8 ketika ia bisa membukukan laptime 1:20'215 dengan sendirinya Marquez sudah memecahkan rekor atas namanya sendiri, nah apakah sudah berakhir kebringasan Marc? dengan menyesal saia katakan belum gaez, ya karena akhirnnya Marc Marquez amankan Pole Possition MotoGP Sachsenring Jerman 2019 dengan torehan waktu 1:20,195, ngeri nggak nih bocah, rekornya ia pecahkan sendiri, ndak sekali malahan dua kali gaez, bakalan susah nih tuk mecahin rekor  laptime di sini,hmnn kira kira butuh berapa musim ya untuk menembus laptime ini,...???



Posisi grid di row pertama diisi oleh marquez lah ya ga usah disebutin lagi, kemudian disusul oleh Quartararo kemudian rekan sesama rider Yamaha yaitu Maverick Vinales di posisi ketiga, nah yang  menarik adalah beberapa seri ini 2 rider yamaha ini mampu untuk menunjukkan konsistensinya, dan berpeluang banget untuk perebutan podium, dan catatan kecil untuk Quartararo ia juga mampu menunjukkan konsistensinya, hal ini ditunjukkan dengan selama Free Practice ia mampu menembus Top Three, pun demikian ia juga sanggup mengamankan starting grid di baris terdepan, dengan begini balap nantinya akan berjalan seru  gaez,...



Namun yang miris justru datang dari Valentino Rossi, sempat menjanjikan di FP1 dengan berada di posisi ketiga, ia mampu untuk langsung masuk ke Q2 namun torehan waktu yang ia buat belum cukup untuk berada di depan setidaknya di row kedua lah gaez jelek jelaknya, nyatanya ia hanya mampu mengawali lomba di posisi ke 11, apakah gerangan yang terjadi,...??? hmnnn.....

Arrivederci,...
Read more

05 July 2019

Vinales Podium Di Assen Belanda,Duel Sengit Lawan Marquez


YKGP - Hallo gaez, Race MotoGP Assen Belanda memang sangat layak untuk di nantikan, bukannya apa-apa karena disinilah acapkali pertarungan antar para rider sering memanjakan penikmat MotoGP sejagad raya, dengan karakteristik sirkuit yang sempit dan cepat tersaji pemandangan saling overtaking yang ciamik...

Namun berbeda dengan seri tyahun lalu yang bener bener membuat mulut untuk berucap "what the race, its awesome", atau bisa juga "wow" dengan banyak hurup o nya, untuk tahun ini memang rada kurang sih menurut saia, cukup dengan woow saja, namun dibanding dengan race seri sebelumnya disinilah suguhan MotoGP sebenarnya.

Oke lanjut maning ke race ya gaez, start dipimpin oleh Rins dari Suzuki Ecstar, memang pembalap ini banyak membuat kejutan, pun demikian di race #MotoGP Assen ini, memasuki lap ke 3 ia mengejutkan crew tim Suzuki di garasi dengan melantai di gravel, yups ia terjatuh dan tidak bisa melanjutkan balap, dengan demikian Quartararo mampu memimpin balapan, bersaing ketat dengan sesama rookie Joan Mir, walaupun memiliki basis mesin sama Inline-4, namun Mir tidak bisa mempertahankan speed pace dari GSX-RR nya. dengan mudah Marc dan Vinales mendahuluinya.

Seperti sandwich Marquez diapit oleh duo Yamaha, berlangsung sampai lap ke 10 pemandangan ini masih berlangsung, namun yang menarik selama itu adalah betapa frustasinya Maverick Vinales untuk overtake Marc Marquez, berbagai upaya ia lakukan namun masih kandas, belum mampu untuk overtake.

Marquez berhasil mengambil alih pucuk pimpinan ketika motor Quartararo ajojing (wobble) saat back straight sebelum tikungan 6, namun hanya bertahan 1 lap saja kemudian berhasil direbut kembali oleh El-Diablo, namun gejala ajojing masih menghampiri quartararo, sampai lap ke 16 akhirnya Vinales dan Marc mampu memngasapi Quartararo.


Duel yang dinantikan selama ini pun tersaji, pertarungan antara Vinales dan Marc Marquez yang telah lama di nantikan oleh semua penggemar MotoGP, duel sengit tersaji bebrapa kali telihat saling overtaking, namun sayangnya Marc lebih memilih mengamankan poin daripada bertarung dengan Marc, ya memang terindikai seperti itu, tak nampak usaha Marc untuk bertarung layaknya pertarungand dengan Dovi di seri-seri awal, tarung sampai lap terakhir.

Bukannya ngalah dan gak mau mbetot gaz dalem dalem, memang Marc sekarang lebih dewasa, ia nggak nggugu nafsu, ia sudah tahu bahwa nyaingin Yamaha di Assen sudah susah, terlihat betapa galaunya Marc di Free Practice, berulangkali ia mencoba kombinasi ban, sampai mau rae pun ia masih galau untuk menentukan mana ban yang mau dipakai, makanya ia cuman ngintilin Yamaha saja di Assen ini, ibarat kata nih lu boleh menang di pertempuran ini namun gue nanti yang akan memenangkan peperangannya.

Dan juga untuk Vinales ia menang bukan karena Marc ngalah, memang Top Gun layak untuk menang, speed pace nya sangat stabil, kombinasi mesin dan ban serta sirkuit klop banget dengan mesin Inline-4, mesin ini memang didesain untuk nikung, dan Assen mempunyai karakter sirkuit cepat, lihat deh desain tikungannya, desainnya adalah long corner, sehingga sangat enak untuk dibuat nikung dengan  kecepatan yang relatif kenceng, cocok dengan Inline-4.

Seandainya Rins tidak ndlosor mungkin marc tidak akan podium, karena data speed pace yang mempunyai inline-4 sangat mirip, apalagi pace dari duo Sic Petronas, mirip plek kek buah simalakama dibelah denga katana oleh seorang samurai dari Jepang sono, persis nempel kaya doubletape.


Dengan kata lain Inline-4 dominan di race seri Assen ini, dengan Maverick Vinales layak menjadi juara, Marc juga mampu mengesekusi strateginya dengan apik, angkat jempol untuk Quartararo, Setuju,....???

Danke,...
Read more